Rabu, 25 Mei 2011

PENYAKIT PADA LELE DAN PENGOBATANNYA






   Kegagalan bagi pengusaha lele dapat disebabkan beberapa faktor, diantaranya: kematian lele dalam jumlah besar, pencurian, dimangsa oleh hewan predator, benih lele yang kurang baik/super, harga jual yang murah, serta harga pakan yang terus naik dengan tidak diimbangi harga jual lele. Kelima hal ini jika tidak dicermati dan diperhatikan, akan menjadi momok bagi pemula pengusaha ikan lele. Dan hal yang paling mendasar dan menjadi keprihatinan kami(MINA THIRTO PLUS) adalah kurangnya perhatian pemerintah akan harga pakan buatan serta aturan baku dari dinas terkait soal HET(harga eceran terendah) ikan lele konsumsi dipasaran, karena selama ini penentuan harga lele dari petani ditentukan oleh pengepul/pedagang ikan dipasaran.
Akan tetapi rekan-rekan MINA THIRTO PLUS(MTP) jangan kawatir dan berkecil hati menanggapi hal ini, karena selain menggunakan pakan buatan(pabrik) untuk pemeliharaan lele dikolam pembesaran kami juga menambahkan bangkai ayam, kambing,serta bangkai sapi yang belum lama mati dan belum membusuk menjadi tambahan menu makan lele untuk mengantisipasi harga pakan yang terus melambung naik. Dan perlu rekan-rekan ketahui, pemberian pakan tambahan berupa bangkai hewan sebaiknya dibakar atau direbus dahulu hingga matang serta mengukur jumlah ikan lele yang kita pelihara dalam artian pemberiannya harus dalam jumlah yang banyak sehingga cukup dan merata.
   Ada pepatah kuno yang mengatakan "sedia payung sebelum hujan". Pepatah ini juga bisa menjadi acuan bagi rekan-rekan yang ingin bahkan sudah menjadi pengusaha lele. Mengingat bahaya akibat penggunaan bahan kimia terhadap tubuh manusia, sudah 2 tahun ini MINA THIRTO PLUS menggunakan bahan-bahan alami yang tersedia dialam untuk pencegahan dan pengobatan penyakit pada ikan lele. Bahan-bahan tersebut diantaranya garam beryodium, buah pace/mengkudu, daun pepaya, daun sirih, arang, bawang putih dll. Selain ramah lingkungan dan biaya yang tidak terlalu besar, diyakini daging ikan lele yang menggunakan bahan alami akan terasa lebih lezat dan tentunya lebih aman untuk dikonsumsi. Penggunaan bahan- bahan alami inipun beragam dari mulai pencegahan hingga pengobatan penyakit pada ikan lele. Sebelum kita mempelajari khasiat dari bahan alami tersebut, kita perlu mengetahui bahwa penyakit pada ikan lele biasanya ditimbulkan dari perubahan suhu dan iklim secara ekstrim. Selain itu, faktor lingkungan dan pengetahuan yang kurang mengenai pembudidayaan ikan lele juga menjadi pemicu kegagalan dalam menggeluti usaha ini. 
Faktor lingkungan meliputi:
  1. Suasana kolam yang terlalu teduh atau terlalu panas
  2. Lingkungan sekitar kolam yang kotor/ becek atau ditumbuhi semak belukar
  3. Suasana sekitar kolam yang terlalu bising
  4. Penggunaan air yang sudah tercemari bahan kimia berbahaya
  5. Banyak predator yang sering masuk kelingkungan kolam(burung, ayam, kelelawar, ular, entok/bebek)
  6. Udara disekitar kolam yang kurang sehat(udara yang tercemar zat berbahaya)
  7. Air kolam berlumut dan banyak daun serta ranting yang masuk kedalam kolam
Faktor kurangnya pengetahuan:
  1. Ikan lele adalah salah satu jenis ikan air tawar yeng bersifat karnivora, sehingga menjadi kanibal jika tidak tepat waktu penyortiran/penyeleksian dan jika pemberian pakan yang tidak cukup dan merata
  2. Ukuran kolam yang kurang ideal untuk ukuran kolam pembenihan dan kolam pembesaran
  3. Ketinggian air dalam kolam pembenihan ataupun pada kolam pembesaran
  4. Kepadatan benih ikan lele yang tidak disesuaikan dengan ukuran kolam dan ketinggian air
  5. Sirkulasi air dalam kolam yang kurang terjaga dengan baik
  6. Pemilihan waktu yang kurang tepat saat pemberian pakan
  7. Penggunaan pakan buatan/pabrik yang kurang bergizi serta tidak disesuaikan dengan ukuran ikan lele
  8. Pemberian pakan buatan/pabrik tidak cukup merata bahkan secara berlebihan dan tidak habis dimakan oleh ikan lele
  9. Penggunaan alat-alat penunjang seperti seser, bak, alat sortir, ember, dsb yang kurang steril
  10. Pemilihan indukan yang kurang sehat dan berkwalitas dalam proses pemijahan serta pemilihan bibit yang tidak super dalam proses pembesaran
Read More

PAKAN DAN PEMELIHARAAN BENIH LELE






   Jika telur lele yang menempel pada ijuk atau paranet hasil pemijahan telah menetas semua, segera angkat ijuk atau paranet dari kolam. Hal ini untuk menghindari bibit penyakit yang ditimbulkan dari telur yang tidak menetas(telur yang tidak menetas akan berwarna putih dan tetap menempel pada ijuk/paranet). Untuk menjaga perubahan suhu didalam kolam agar tetap stabil yakni antara 27-30derajat celcius, maka permukaan kolam pemijahan yang telah berisi larva perlu ditutupi dengan daun kelapa atau bisa juga dengan penggunaan bahan lain sebagai pelindung disaat panas dan hujan. Akan tetapi yang perlu diperhatikan, penutupan tidak terlalu rapat dan juga harus menjaga agar kolam tetap mendapat sirkulasi udara yang cukup. Penutupan permukaan kolam wajib dilakukan jika cuaca sangat panas dan jika turun hujan, karena larva lele sangat rentan terhadap perubahan suhu dan iklim.
   Setelah larva lele berumur 4hari, barulah diberikan makanan berupa cacing sutera. Sebaiknya pemberian cacing sutera sebagai makanan pertama larva ikan lele berupa cacing sutera hidup dan disebar merata kesemua bagian kolam. Dengan penyediaan cacing sutera yang cukup dan merata selama 7-10hari, akan sangat menentukan kondisi fisik serta perkembangan larva yang kita pelihara. Karena kondisi larva ikan lele yang masih sangat lemah dan rentan terhadap perubahan suhu, penambahan air bersih sebaiknya dilakukan pada malam hari dengan menyamakan suhu air kolam dengan suhu air yang akan dimasukkan kedalam kolam.
Read More

PENYORTIRAN BENIH LELE HASIL PEMIJAHAN







   Ikan lele adalah salah satu jenis ikan air tawar yang mempunyai sifat karnivora. Sehingga dikawatirkan akan menjadi kanibal terhadap benih lele yang ada dikolam pemijahan. Untuk mengantisipasi hal ini, selain pemberian pakan yang cukup dan merata perlu dilakukan proses penyortiran atau penyaringan ukuran benih lele.Selain itu penyortiran juga untuk mendapatkan benih lele dengan ukuran yang sama sehingga memudahkan rekan-rekan pemijah dalam pemilihan jenis  pakan terutama ukuran pakan buatan/pabrik yang akan diberikan serta memudahkan penyiapan ukuran lele yang dipesan pembeli atau yang akan ditebar dikolam pembesaran. Proses penyortiran dapat dilakukan jika benih lele telah berumur 10 hari dari menetasnya telur hasil pemijahan. Untuk penyortiran biasanya diperlakukan pada benih lele berukuran 1-2cm, 2-3cm, 3-5cm, 4-6cm, 5-7cm, dan 6-8cm. Penyortiran/penyaringan bisa dilakukan dengan menggunakan alat khusus yang telah didisain berdasarkan ukuran yang dibutuhkan. Dan untuk menyamakan ukuran  benih lele dengan ukuran yang telah ada, rekan-rekan pemijah tidak perlu repot-repot membuat alat ini, karena alat sortir sudah banyak dijual ditoko perikanan. Dengan begitu ukuran benih lele hasil sortiran akan memenuhi ukuran standar dipasaran.
   Selain penyortiran/penyaringan, proses ini juga dikenal dengan proses seleksi benih lele. Sebelum melaksanakannya, sebaiknya rekan-rekan pemijah mengetahui beberapa hal penting mengenai penyortiran.
  • Alat-alat yang perlu dipersiapkan
  1. Alat penyortir dengan ukuran 1-2, 2-3,3-5,4-6,5-7,6-8 masing-masing 1 buah
  2. Kolam yang sudah terisi air minimal 1 minggu dengan ketinggian air 40cm untuk menampung benih lele hasil penyortiran jika belum siap untuk dijual atau dipelihara dikolam pembesaran. Biasanya ukuran benih yang siap jual adalah benih dengan ukuran 4-6, 5-7, dan 6-8, dan benih yang siap ditebar dikolam pembesaran biasanya berukuran 5-7 atau 6-8
  3. Seser kecil yang gunanya untuk memindahkan benih lele dari kolam kedalam alat penyortir
  4. Bak dengan ukuran besar yang gunanya untuk menampung benih lele hasil penyortiran
  5. Ember yang gunanya untuk mengisi air kedalam bak
  6. Minyak makan secukupnya. Pemberian minyak makan sebanyak 1 sendok makan kedalam bak untuk mencegah/menghilangkan buih
  • Tatalaksana penyortiran
  1. Perlu rekan-rekan pemijah ketahui, hanya benih ikan lele yang sehat saja yang boleh disortir/diseleksi
  2. Waktu penyortiran sebaiknya dipilih pagi hari(sebelum jam 9pagi) atau disore hari(sesudah jam 3sore). Hal ini untuk mengantisipasi benih lele tidak stres
  3. Bila benih lele yang akan disortir/diseleksi dalam jumlah yang banyak, sebaiknya penyortiran tidak dilakukan sendiri
  4. Air dalam bak penampungan sebaiknya diisi dengan air bersih dan dicampur dengan air dalam kolam pemijahan sebanyak 1/3 dari isi air bak
  5. Kepadatan benih lele dalam bak juga harus diperhatikan, karena jika terlalu padat dapat menyebabkan kematian
  6. Penggunaan alat sortir cukup mudah yakni setelah benih lele dimasukkan kedalam alat sortir, masukkan separuh dari ketinggian alat sortir lalu goyangkan kekanan dan kekiri atau cukup dengan menepuk-nepuk bibir alat sortir dan dengan sendirinya benih lele akan masuk kelubang alat sortir dengan ukuran yang kita inginkan
  7. Pengisian benih lele kedalam alat sortir sebaiknya tidak berlebihan/ secukupnya saja
  8. Penyoriran biasanya dimulai dari benih lele berukuran 1-2 hingga benih berukuran 6-8
  9. Dalam penyortiran benih lele biasanya digunakan 2 alat sortir dengan ukuran yang berbeda. Untuk penyortiran benih 1-2, persiapkan alat sortir dengan ukuran 1-2 dan 2-3, dan seterusnya untuk proses selanjutnya
  10. Untuk menghasilkan benih lele dengan ukuran yang super, sebaiknya hanya benih dengan ukuran yang sama yang dipelihara dikolam pembenihan
Read More

Rabu, 18 Mei 2011

FAKTOR GAGAL DALAM PEMIJAHAN






  Seringkali rekan-rekan pemijah mengeluh dan merasa putus asa dengan hasil pijahan yang kurang sempurna, bahkan indukan lele yang dikawinkan/dipijahkan tidak bertelur sama sekali. Dan tentunya hal ini menguji keuletan kita untuk tetap eksis sebagai pengusaha pembibitan lele yang tangguh. Mungkin kita sering mendengar istilah wares(bhs. Jawa)yang artinya seseorang yang dapat memelihara satu atau lebih jenis hewan dan hewan peliharaan tersebut dapat hidup sehat serta dapat berkembang biak banyak. Akan tetapi jika kita sungguh-sungguh serta didasari dengan pengetahuan yang cukup, sudah tentu kita juga bisa dikatakan wares sebagai pemelihara ikan lele. Pengetahuan tentang proses pemijahan dapat dipelajari dari buku, majalah, atau dapat juga kita belajar langsung dari pemijah ikan lele.
Seperti artikel yang sudah kami kupas dalam informasi sebelumnya("KENAPA TAKUT MENJADI PENGUSAHA LELE"), ikan lele adalah salah satu jenis ikan air tawar yang sangat mudah untuk dibudidayakan. Oleh karena itu saat ini sudah banyak petani lele yang memelihara ikan lele dari hasil pemijahan sendiri, bahkan sudah mampu menikmati hasil dari berjualan benih lele. Karena, dari proses pemijahan hingga pemeliharaan larva selama 1bulan, benih ikan lele sudah siap untuk diperjual-belikan. Dan tentunya tidak semua petani lele menangkap peluang bisnis ini. Faktor alam dan faktor ketelitian menjadi kunci berhasil atau tidaknya dalam proses pemijahan.
   Di INDONESIA negara yang kita cintai ini kita mengenal 2 musim yakni musim hujan dan musim kemarau. Dan kedua musim ini tentunya mempunyai kendala serta tantangan sendiri sewaktu kita melakukan pemijahan. Pada musim penghujan, cuaca akan terasa sangat dingin dan jika musim kemarau tiba, cuaca akan terasa sangat panas. Hal ini jika tidak kita antisipasi dengan baik akan berdampak buruk pada hasil pijahan benih lele. Untuk mengantisipasinya, beberapa hal yang perlu kita lakukan.
Pemijahan saat musim penghujan:
  • Pemberian sekam atau jerami pada dasar kolam sebelum pelapisan plastik atau terpal pada kolam pemijahan
  • Penaburan garam dapur(3sendok makan) secara merata diair kolam pemijahan, hal ini dilakukan jika air hujan masuk kedalam kolam dalam jumlah yang cukup banyak
  • Karena air hujan sangat kurang baik untuk larva lele, pemberian penutup pada permukaan kolam untuk mengantisipasi air hujan masuk dikolam sangat diperlukan
  • Pada pagi hari, biarkan sinar matahari masuk
  • Pengontrolan suhu sangat diperlukan agar suhu air kolam stabil yakni kisaran 27-30 derajat celsius, untuk itu buka tutup pada permukaan kolam sangat diperlukan
  • Usahan lingkungan kolam pemijahan tidak becek atau bahkan tidak ada genangan air dengan cara pembuatan parit mengelilingi kolam pemijahan
Pemijahan saat musim kemarau:
  • Pemberian pelepah pisang atau karung berpori pada dasar kolam sebelum pelapisan plastik atau terpal dikolam pemijahan
  • Karena terik sinar matahari dapat menaikkan suhu air kolam, pemberian penutup pada permukaan kolam sangat diperlukan
  • Pemberian penutup dengan plastik diberi jarak 30-100cm dengan permukaan kolam agar sirkulasi udara dapat berlangsung
  • Jika suhu air kolam dingin, maka penutup dapat dibuka sebagian
  • Dipagi hari, penutup kolam dibuka agar sinar matahari dapat masuk
  • Disiang hari yang sangat panas dasar kolam (pelepah pisang) dibasahi dengan air
  • Penambahan debit air kolam sebaiknya dilakukan pada malam hari agar suhu air kolam dengan suhu air yang akan ditambahkan sama
Selain hal-hal diatas perlu kita antisipasi, ada faktor lain yang menyebabkan kegagalan dalam proses pemijahan:
  1. Air kolam kotor dan belum siap untuk tempat pemijahan
  2. Pemilihan indukan yang kurang tepat yakni perbandingan antara induk jantan dan induk betina tidak seimbang atau indukan belum berumur 1tahun sehingga telur belum matang
  3. Indukan cacat atau tidak sehat
  4. Ukuran kolam pemijahan terlalu sempit (minimal 2mX4m)
  5. Debit air yang terlalu sedikit atau berlebihan (minimal 30cm dan maksimal 40cm)
  6. Alat-alat penunjang pemijahan tidak steril dari penyakit (kolam untuk pemijahan sebaiknya dijemur 1hari sebelum diisi air bersih, paranet/ijuk dan pemberat harus dicuci bersih sebelum dimasukkan)
  7. Cuaca yang sangat ekstrim
  8. Cuaca yang berubah secara tiba-tiba yakni datangnya hujan lebat secara tiba-tiba disaat musim kemarau, dan sinar matahari yang sangat panas saat musim penghujan
  9. Pengangkatan indukan lele yang kurang sempurna(memakan waktu yang cukup lama) dari kolam pemijahan
  10. Paranet/ijuk terlalu lama dikolam pemijahan sehingga menyebabkan jamur(telur yang menempel pada paranet/ijuk tidak semua dapat menetas)
  11. Jumlah telur yang tidak menetas(berwarna bulat putih) jumlahnya lebih banyak dibandingkan dengan telur yang menetas sehingga air kolam menjadi berbau busuk
  12. Pemberian pakan yang tidak tepat dan berlebihan
  13. Penyortiran tidak rutin dilakukan 1minggu sekali sehingga ukuran benih tidak merata
  14. Membiarkan benih lele yang sakit atau mati tetap didalam kolam (benih yang sakit segera dikarantina dan yang mati segera diambil dari kolam)
  15. Tumbuhnya lumut pada kolam
  16. Air kolam tidak rutin ditambah 1minggu sekali
  17. Kndisi kolam yang sangat teduh atau sangat panas

Read More

Minggu, 08 Mei 2011

PROSES PEMIJAHAN





   Bagi anda yang ingin menggeluti usaha pembibitan/pembenihan ikan lele, tentu akan lebih baik jika melakukan proses pemijahan sendiri. Karena saat ini pengusaha pembenihan lele selain bibit ikan diperoleh dari pemijahan sendiri, tetapi juga bisa didapat dari pembelian larva kemudian dipelihara hingga siap jual. Pengusaha pembenihan ikan lele yang bukan dari pemijahan sendiri bisa juga dikatakan penggelondong. Akan tetapi untuk menggeluti usaha penggelondongan, dibutuhkan modal yang cukup besar. Dan untuk menyiasatinya, akan kami bahas dengan pembenihan sendiri. Selain lebih menguntungkan karena modal yang tidak cukup besar, dengan pemijahan sendiri kita dapat memilih jenis anakan lele yang akan dihasilkan, yakni dengan pemilihan indukan lele.
    Dibandingkan dengan jenis ikan air tawar yang ada, ikan lele adalah salah satu jenis ikan yang paling gampang untuk dipijahkan. Selain proses yang cukup mudah, anakan yang dihasilkanpun cukup besar, yakni sekitar 10.000 ekor anakan lele bahkan lebih dari sepasang indukan dengan bobot masing-masing minimal 1kg. Agar pemijahan menghasilkan benih yang sempurna(jumlah yang banyak) kita perlu tahu dan mempelajari sifat alami ikan lele. Dialam liar, lele biasanya melakukan proses kawin/pijah pada waktu musim hujan, dikarenakan air hujan dapat memicu gairah indukan lele untuk proses kawin/pijah. Oleh karena itu untuk mendapatkan hasil yang sempurna, sebaiknya proses pemijahan dilakukan pada musim penghujan.
Yang perlu dipersiapkan jika ingin menjadi pemijah
  • Penyediaan indukan lele yang telah berumur minimal 1tahun (minimal 10 pasang)
  • Kolam (plastik, terpal, semen) minimal 2buah untuk proses pemijahan indukan dan untuk pendederan larva
  • Ijuk, paranet yang telah didisain untuk peletakan telur hasil proses pemijahan
Persiapan dan perlakuan khusus pada kolam pemijahan:
  1. Kolam (plastik, terpal, semen)  minimal berukuran 2mX4m sebanyak 2buah diisi dengan air bersih dan jernih dengan ketinggian 30cm dan sudah dipersiapkan minimal 1hari
  2. Masukkan ijuk atau paranet kedalam kolam dengan diberi pemberat batu bata/genting yang sudah dicuci bersih
  3. Indukan yang telah siap kawin/pijah dimasukkan kedalam kolam pada sore hari dengan perbandingan 1:1 atau 2:1(2betina:1pejantan)
  4. Tutupi kolam dengan jaring, seng, daun kelapa, dsb untuk menjaga agar indukan yang sedang dikawinkan/dipijahkan tidak melompat keluar. Untuk penggunaan seng, harus diberi rongga/sela agar udara tetap bisa masuk kedalam kolam
  5. Pengecekan dilakukan pada pagi hari. Jika pada ijuk atau paranet belum terlihat telur hasil pijahan, segera ganti induk jantan. Dan jika setelah 2hari tidak berhasil, segera ganti air serta indukan baru
  6. Bila pada ijuk atau paranet sudah terdapat telur, maka segera pindahkan ijuk pada kolam yang lain yang telah dipersiapkan dengan posisi terbalik yaitu bagian ijuk atau paranet yang ditempeli telur hasil pijahan menghadap kedasar kolam
  7. Angkat semua indukan yang telah bertelur dengan menggunakan seser/serok secara hati-hati. Jika indukan terluka setelah proses kawin/pijah, sebaiknya indukan dipelihara pada kolam khusus/dikarantina dan diberikan obat
  8. Telur hasil pemijahan yang baik akan berwarna bening dan terdapat bintik merah, sedangkan telur yang kurang baik biasanya berwarna putih
  9. Telur ikan lele hasil pemijahan akan menetas kurang lebih selama 30jam
  10. Jika telur yang menempel dirasa sudah menetas semua, segera angkat ijuk atau paranet dari kolam
  11. Larva atau anakan lele yang baru menetas, tidak uasah diberi makan selama 3hari karna masih memiliki cadangan makanan yang melekat pada tubuhnya
  12. Karna larva lele sangat rentan terhadap perubahan suhu dan iklim, sebaiknya buka tutup penutup kolam wajib dilakukan untuk menjaga suhu tetap stabil
  13. Pemberian pakan larva lele berupa kutu air selama 2hari
  14. Pakan yang ke-2 berupa cacing sutera yang masih hidup diberikan 7-10hari setelah larva menetas
  15. Setelah itu barulah benih lele diberi pakan tepung pakan udang selama 1minggu
  16. Pemberian pakan yang ke-4 sampai dengan siap jual(ukuran 5-7/6-8) dapat berupa pelet berukuran kecil disesuaikan dengan ukuran dari benih lele
  17. Pemberian pakan buatan(pelet) sebaiknya tidak berlebihan karna dapat mencemari kondisi air sehingga menjadi keruh dan dapat  meracuni benih
  18. Pengontrolan wajib dilakukan secara rutin terutama dimalam hari, untuk menjaga hewan pemangsa seperti katak, ular, serta kelelawar masuk kedalam kolam pemijahan
  19. Jika benih lele sudah berumur 2minggu, kolam pemijahan dapat diberi keong mas secukupnya untuk menjaga agar lumut tidak hidup dan memakan sisa  pelet yang berlebih
  20. Jka terdapat benih yang mati, segera ambil dan buang agar tidak menulari benih lele yang masih sehat 
  21. Lakukan penyortiran 1minggu sekali
   Mengingat akan perilaku ikan lele yang bersifat kanibal, maka pemberian cacing sutera yang masih hidup diusahakan dalam jumlah yang banyak dan merata kedalam kolam. Dan setelah larva berumur 10 hari, pemberian pakan dapat berupa tepung pelet/pakan udang. Baru setelah larva berumur 4-5 minggu dengan ukuran 4-6cm, anakan lele hasil pemijahan sudah siap untuk dijual atau dipelihara pada kolam pembesaran.
SALAM SUKSES.
Read More

Jumat, 29 April 2011

PAKAN TEPAT, UNTUNG DIDAPAT



    Pemberian pakan adalah kunci keberhasilan bagi petani lele. Ketersediaan pakan yang cukup dari mulai benih ditebar(pagi hari/malam hari) dikolam hingga masa siap panen, harus menjadi perhatian khusus serta penghitungan yang matang bagi petani lele yang memilih usaha pembesaran. Hal ini mengingat bahwa lele adalah salah satu jenis ikan air tawar yang bersifat kanibal, dan untuk menunjang kelangsungan pertumbuhan secara maximal. Saat ini kita dapat dengan mudah menemukan berbagai ukuran, merk serta jenis pakan pabrikan yang dapat kita pilih.
Mengenai ukuran pakan(besar/kecil butiran) dapat disesuaikan dengan umur ikan dengan titik awal penghitungan adalah sewaktu benih ikan ditebar dikolam pembesaran. Begitu pula dengan jenis pakan pabrikan, saat ini terdapat 2 jenis yakni pakan apung dan pakan tenggelam. Untuk pakan apung sebaiknya dipilih untuk jenis kolam dengan sirkulasi air yang kurang baik. Hal ini untuk mengantisipasi timbulnya zat amonia yang dapat meracuni ikan akibat dari kotoran dan sisa pakan yang tidak habis dimakan oleh ikan. Keunggulan lain dari pakan ini adalah dapat dengan mudah mengukur porsi pakan ikan. Dan untuk kolam dengan sirkulasi air yang baik(terdapat mata air) dapat memili pakan apung atau tenggelam. Keuntungan pakan tenggelam adalah harga pakan yang lebih murah jika dibandingkan dengan pakan apung. Jadi hal ini tergantung dari kondisi finansial petani lele yang memilih usaha pembesaran, dan kondisi air kolam.
    Menurut pengalaman Bpk ANDI ARDANA atau yang lebih dikenal dengan ANDI LELE,
yang telah menekuni usaha pembesaran & pembibitan ikan lele sejak 2 tahun yang lalu di Kota Metro, pemberian pakan sangat berpengaruh terhadap hasil yang diperoleh. Beliau(Bpk. Andi Lele) yang juga salah satu pendiri MINA THIRTO PLUS menggunakan cara kubu  untuk pemeliharaan dan pemberian pakan lele yang dipelihara.
Penjelasan  dengan metode kubu:
  1. Benih lele ditebar dikolam pembesaran ketika berukuran 4-6 
  2. Untuk kolam pembesaran, ketinggian air kolam minimal 1m
  3. Diusahakan kolam dapat mendapatkan pancaran sinar matahari langsung
  4. Kepadatan kolam pembesaran adalah 100-150 ekor permeter kubik
  5. Lele dipuasakan 1 hari setelah penebaran benih lele dikolam pembesaran untuk adaptasi dengan lingkungan yang baru
  6. Membiasakan pemberian bunyi-bunyian khusus seperti tepukan, batuk, sendawa dll sebelum pemberian pakan dikolam. Ini bertujuan agar lele berkumpul 1 titik
  7. Pemberian pakan dilakukan 2kali yakni pagi hari(pkl.9.00 WIB) yaitu setelah matahari menyinari kolam, dan disore hari(pkl.18.00) yakni setelah hari gelap
  8. Pemberian pakan dilakukan hanya satu titik, dan pemberian pakan dihentikan ketika lele tidak mendekat lagi saat bunyian khusus dilakukan
  9. Jangan melakukan pemberian pakan saat hujan turun dan banyak petir, karna nafsu makan ikan menurun
  10. Jika hujan lebat, kolam ditaburi 8-10sendok makan garam secara merata
  11. Penambahan/sirkulasi air kolam dilakukan jika nafsu makan ikan mulai menurun
  12. Secara garis besar untuk pemeliharaan ikan lele 1000 ekor, dibutuhkan pakan sebanyak 135kg. Begitu pula kelipatannya
Read More

PEMILIHAN INDUKAN LELE


   Indukan lele sangat berpengaruh terhadap jenis dan kwalitas anakan lele/pijahan yang dihasilkan. Saat ini kita sudah banyak mengenal jenis lele unggulan yang dibudidayakan oleh para petani lele di Indonesia, diantaranya: lele sangkuriang, lele phiton, lele sapi/sangkuriang+phiton(msh diujicoba & dikembangkan oleh kami).
Berikut ini ciri-ciri indukan lele yang siap pijah:
   1. Berumur lebih dari 1 tahun
   2. Memiliki berat tidak kurang dari 1kg perekor
   3. Tidak terdapat luka dan tidak cacat fisik
   4. Dalam kondisi sehat dengan ditandai sluruh tubuh mengkilat dan tidak pucat
   5. Pergerakan aktif
Dan untuk mendapatkan hasil pijahan yang sempurna, sebaiknya indukan yang telah dipijahkan selama 8 kali diganti dengan indukan yang baru. Indukan lele yang sudah dipijahkan, dapat dipijahkan lagi 3 bulan setelah proses pemijahan yang pertama. Begitu pula dengan proses pemijahan yang ke-3 dan seterusnya.
   Pemijahan lele dapat dilakukan dengan 2 cara, yakni cara alami dan cara buatan/penyuntikan. Ke-2 cara ini masing-masing memiliki keunggulan dan kelemahan. Saat ini kami(MINA THIRTO PLUS) masih menggunakan cara alami, disamping menghemat biaya dan mudah dilakukan, cara alami juga diyakini dapat menghasilkan anakan lele yang unggul karena hanya telur yang matang saja yang menetas.
Selain itu, indukan lele yang siap dipijahkan juga memiliki ciri-ciri fisik yang dengan mudah dapat kita bedakan antara indukan jantan dan betina.
Indukan jantan:
   1. Alat kelamin menonjol dan memanjang yang terletak didekat anus
   2. Alat kelamin berwarna kemerahan
   3. Memiliki postur tubuh yang agak ramping
Indukan betina:
   1. Kondisi perut besar dan jika dipegang terasa agak lembek
   2. Alat kelamin berwarna kemerahan
   3. Alat kelamin berbentuk lubang yang berada didekat anus
   4. Postur tubuh yang gemuk/gendut pada bagian perut
Dan untuk lebih memastikan apakah indukan telah siap dipijahkan atau belum, pengurutan pada bagian perut/dekat alat kelamin juga bisa dilakukan. Untuk induk jantan akan mengeluarkan cairan putih, dan untuk induk betina pengurutan dilakukan untuk memastikan cairan kotoran atau telur yang keluar dari alat kelamin indukan betina. Pengurutan sebaiknya dilakukan pelan-pelan dan tidak terlihat dipaksakan. Pemijahan dengan cara alami, dapat menggunakan rasio 2:1 (2betina:1pejantan) atau 1:1.
   Sebaiknya sebelum atau sesudah proses pemijahan, indukan lele dipisahkan dengan pengertian penyedian kolam khusus bagi indukan jantan dan kolam indukan betina. Selain itu, pemberian pakan alami lebih banyak dibanding pakan buatan/pabrik. Pakan alami yang untuk indukan; keong mas yang telah dikupas dari cangkang, ikan rucah, bangkai ayam yang telah dibakar/rebus, serta sayuran hijau. Kepadatan untuk kolam indukan juga harus diperhatikan, biasanya 6 ekor dalam 1m kubik air. Penambahan/sirkulasi air kolam juga menjadi hal penting, penambahan air dilakukan jika air kolam indukan terlihat keruh/berbau.
Air hujan bagi sebagian petani pemijah lele dipercaya ampuh dapat meningkatkan gairah indukan lele. Oleh karena itu bagi mereka yang percaya, datangnya musim penghujan adalah waktu yang tepat untuk dilakukan proses pemijahan.
SELAMAT MENCOBA.
Read More

Kamis, 21 April 2011

KENAPA TAKUT MENJADI PETANI LELE???

    Sukses merupakan tujuan akhir setiap orang dalam memilih dan menjalankan suatu usaha. Dan barang tentu harus didasari dengan keuletan serta kerja keras. Kesuksesan dalam suatu usaha tidak hanya diukur dari besarnya keuntungan yang didapat, akan tetapi kemampuan dalam mengatasi dan menyelesaikan permasalahan yang timbul menjadi suatu kepuasan tersendiri, yang akhirnya akan menjadi pengusaha yang ulet dan tahan banting sehingga tetap eksis dalam melakoni suatu usaha.
   Di Indonesia, negara yang kita cintai ini, sudah banyak pengusaha2 sukses. Dan salah satunya adalah pengusaha ikan lele. Selain menjadi lauk pauk yang lezat, ikan lele juga disajikan dalam berbagai cita rasa dan bentuk dalam penyajiannya, seperti; pecel lele, dendeng lele, lele asap dan masih banyak lagi makanan lezat yang berbahan ikan lele. Disamping karena harga yang masih terjangkau oleh isi kantong masyarakat Indonesia, ternyata lele juga menjadi pilihan dan kegemaran masyarakat menengah keatas dinegeri ini. Dan hal inilah yang menjadi  faktor mengapa permintaan pasar akan ikan lele terus dan terus meningkat. Jadi masih terbuka luas kesempatan bagi anda yang ingin menggeluti usaha ini.  
7 faktor mengapa memilih menjadi pengusaha lele:
    1. Teknologi budidaya relatif mudah, murah dan gampang dipelajari.
    2. Dapat dibudidayakan pada tempat terbatas serta kepadatan yang tinggi.
    3. Dapat berkembang secara cepat( 2-3 bulan sudah siap panen).
    4. Dapat hidup walau dengan sumber air yang terbatas untuk sirkulasi.
    5. Tidak membutuhkan perlakuan khusus/istimewa.
    6. Salah satu ikan air tawar yang bersifat omnivora.
    7. Pangsa pasar yang masih terbuka luas. 
Sehingga dapat kami simpulkan tidaklah menakutkan jika anda memilih dan memulai usaha ini.
SALAM SUKSES. 
Read More

Sabtu, 16 April 2011

LELE UNGGULAN MINA THIRTO PLUS





Diera 90an para petani ikan lele hanya mengenal jenis 2 ikan lele yakni lele dumbo dan lele lembat. Dan karna kedua jenis lele ini masih banyak kelemahan, diantaranya adalah waktu panen lebih dari 3 bulan, maka pada tahun 2000 Balai Besar Pengembangan Budidaya Air Tawar (BBPBAT) Sukabumi telah berhasil merekayasa genetik lele dumbo agar mendapatkan jenis lele unggulan dengan cara kawin silang(sumber: Bpk. Nasrudin "Jurus Sukses Beternak Lele Sangkuriang").
Dan dengan penemuan tersebut, kini banyak jenis benih ikan lele dipasaran dan sudah banyak petani lele yang berhasil. Berbekal pengalaman, informasi serta ilmu yang kami peroleh dari pembelajaran dibuku serta teman-teman seprofesi, saat ini Mina Thirto Plus memiliki beberapa jenis lele unggulan, yaitu: lele sangkuriang fersi ke-2, lele phiton(kawin silang lele thailan dengan lele dumbo biasa), lele albino/lele putih, dan saat ini kami sedang menguji coba pengembangan lele sapi yakni perkawinan silang antara lele sangkuriang dengan lele phiton. Dan dari semua jenis ikan lele yang ada, tentunya pilihan ada pada petani lele.
Read More

Kamis, 14 April 2011

SERBA-SERBI MINA THIRTO PLUS





Read More

KOLAM PEMBIBITAN






   Kolam gantung (dibuat diatas permukaan tanah) menjadi tempat yang efektif bagi petani lele. Disamping lebih murah dalam pembuatanya, kolam gantung juga lebih memudahkan para petani dalam perawatan dan  pembudidayaan benih ataupun pembesaran ikan lele. Hanya saja sirkulasi air harus menjadi perhatian khusus. Media yang digunakan pun banyak pilihan, tergantung dari kesiapan financial yang kita miliki, dari penggunaan semen/batako, bambu, papan/balok dll. Untuk kolam pembenihan sebaiknya pergunakan kolam dengan dinding yang licin, dan usahakan tidak menggunakan kolam semen/batako, akan tetapi gunakan kolam berlapis plastik atau terpal. Hal ini untuk menjaga gesekan langsung benih ikan lele dengan dinding kolam. Kedalaman air juga menjadi faktor utama. Untuk kolam pembenihan usakan ketinggian air minimal 30cm dan maximal 70cm, hal ini bertujuan agar ketersediaan oksigen yang cukup dan menjaga pancaran sinar matahari langsung serta menahan guyuran air hujan. Sedangkan kolam pembesaran dapat menggunakan dinding semen/batako, plastik/terpal dengan ketinggian air minimal 70cm.
   Agar mempermudah sewaktu pemanenan bibit ataupun lele konsumsi, kolam gantung perlu dibuatkan saluran pembuangan air.
Tata laksana dan pemeliharaan pada kolam gantung:
  1. Sebelum melapisi dasar ataupun dinding kolam dengan plastik/terpal, bersihkan dinding serta dasar kolam dari kotoran dan benda keras seperti paku, batu dsb
  2. Jika membuat dinding dan dasar kolam dari semen, usahakan permukaan bersih dan halus
  3. Sebelum benih dimasukkan didalam kolam, kolam telah diisi air minimal 6-10hari. Hal ini untuk memastikan apakah terjadi kebocoran
  4. Air kolam yang telah siap/aman untuk pemeliharaan ditandai dengan munculnya jentik-jentik nyamuk, serta air telah berubah warna menjadi hijau muda
  5. Untuk mengundang jentik nyamuk dan hewan kecil hidup, rendam 1/2 karung kotoran ayam yang telah kering, atau 1/2 karung kotoran kambing(karung dalam posisi terikat)
  6. Sirkulasi air dilakukan jika air kolam terlihat keruh, berbau dan terdapat buih dalam jumlah yang banyak pada permukaan air kolam, serta ditandai dengan penurunan nafsu makan 
  7. Untuk dapat dipergunakan dalam proses pemeliharaan periode ke-2, kolam dicuci dengan sabun/detergen hingga bersih kemudian dipanaskan selama 1hari dibawah sinar matahari
  8. Hindari air kolam dari benda berbau tajam seperti jeruk, minyak wangi dll
  9. Lokasi kolam sangat baik jika dapat mendapat pancaran sinar matahari secara langsung
  10. Jangan melakukan pergantian air secara menyeluruh, akan tetapi lakukan sirkulasi saja. Jika kondisi air dirasa sangat panas(>35derajat c) air kolam dapat ditambah, dan jika terjadi hujan lebat tambahkan 3sendok teh garam secara merata kedalam kolam untuk menjaga ph air
Read More

PROSES PEMANENAN










Setelah waktu pemeliharaan dirasa cukup, barulah petani lele menentukan waktu pemanenan. Waktu yang paling baik adalah pada pagi hari sebelum pkl.10.00 WIB, dan sore hari setelah pkl.15.00 WIB. Hal ini untuk menghindari lele kontak langsung dengan panas sinar matahari. Akan tetapi hal yang harus diperhatikan sebelum proses panen adalah tercapainya kesepakatan harga dengan pedagang/pengepul, dan setelah itu barulah menentukan hari, tanggal dan waktu panen.
Read More

Selasa, 12 April 2011

PASKA PANEN





Perasaan senang bercampur was2 selalu ada saat panen. Tapi yang juelas, asyik euy
Read More
Designed By Seo Blogger Templates