Minggu, 08 Mei 2011

PROSES PEMIJAHAN





   Bagi anda yang ingin menggeluti usaha pembibitan/pembenihan ikan lele, tentu akan lebih baik jika melakukan proses pemijahan sendiri. Karena saat ini pengusaha pembenihan lele selain bibit ikan diperoleh dari pemijahan sendiri, tetapi juga bisa didapat dari pembelian larva kemudian dipelihara hingga siap jual. Pengusaha pembenihan ikan lele yang bukan dari pemijahan sendiri bisa juga dikatakan penggelondong. Akan tetapi untuk menggeluti usaha penggelondongan, dibutuhkan modal yang cukup besar. Dan untuk menyiasatinya, akan kami bahas dengan pembenihan sendiri. Selain lebih menguntungkan karena modal yang tidak cukup besar, dengan pemijahan sendiri kita dapat memilih jenis anakan lele yang akan dihasilkan, yakni dengan pemilihan indukan lele.
    Dibandingkan dengan jenis ikan air tawar yang ada, ikan lele adalah salah satu jenis ikan yang paling gampang untuk dipijahkan. Selain proses yang cukup mudah, anakan yang dihasilkanpun cukup besar, yakni sekitar 10.000 ekor anakan lele bahkan lebih dari sepasang indukan dengan bobot masing-masing minimal 1kg. Agar pemijahan menghasilkan benih yang sempurna(jumlah yang banyak) kita perlu tahu dan mempelajari sifat alami ikan lele. Dialam liar, lele biasanya melakukan proses kawin/pijah pada waktu musim hujan, dikarenakan air hujan dapat memicu gairah indukan lele untuk proses kawin/pijah. Oleh karena itu untuk mendapatkan hasil yang sempurna, sebaiknya proses pemijahan dilakukan pada musim penghujan.
Yang perlu dipersiapkan jika ingin menjadi pemijah
  • Penyediaan indukan lele yang telah berumur minimal 1tahun (minimal 10 pasang)
  • Kolam (plastik, terpal, semen) minimal 2buah untuk proses pemijahan indukan dan untuk pendederan larva
  • Ijuk, paranet yang telah didisain untuk peletakan telur hasil proses pemijahan
Persiapan dan perlakuan khusus pada kolam pemijahan:
  1. Kolam (plastik, terpal, semen)  minimal berukuran 2mX4m sebanyak 2buah diisi dengan air bersih dan jernih dengan ketinggian 30cm dan sudah dipersiapkan minimal 1hari
  2. Masukkan ijuk atau paranet kedalam kolam dengan diberi pemberat batu bata/genting yang sudah dicuci bersih
  3. Indukan yang telah siap kawin/pijah dimasukkan kedalam kolam pada sore hari dengan perbandingan 1:1 atau 2:1(2betina:1pejantan)
  4. Tutupi kolam dengan jaring, seng, daun kelapa, dsb untuk menjaga agar indukan yang sedang dikawinkan/dipijahkan tidak melompat keluar. Untuk penggunaan seng, harus diberi rongga/sela agar udara tetap bisa masuk kedalam kolam
  5. Pengecekan dilakukan pada pagi hari. Jika pada ijuk atau paranet belum terlihat telur hasil pijahan, segera ganti induk jantan. Dan jika setelah 2hari tidak berhasil, segera ganti air serta indukan baru
  6. Bila pada ijuk atau paranet sudah terdapat telur, maka segera pindahkan ijuk pada kolam yang lain yang telah dipersiapkan dengan posisi terbalik yaitu bagian ijuk atau paranet yang ditempeli telur hasil pijahan menghadap kedasar kolam
  7. Angkat semua indukan yang telah bertelur dengan menggunakan seser/serok secara hati-hati. Jika indukan terluka setelah proses kawin/pijah, sebaiknya indukan dipelihara pada kolam khusus/dikarantina dan diberikan obat
  8. Telur hasil pemijahan yang baik akan berwarna bening dan terdapat bintik merah, sedangkan telur yang kurang baik biasanya berwarna putih
  9. Telur ikan lele hasil pemijahan akan menetas kurang lebih selama 30jam
  10. Jika telur yang menempel dirasa sudah menetas semua, segera angkat ijuk atau paranet dari kolam
  11. Larva atau anakan lele yang baru menetas, tidak uasah diberi makan selama 3hari karna masih memiliki cadangan makanan yang melekat pada tubuhnya
  12. Karna larva lele sangat rentan terhadap perubahan suhu dan iklim, sebaiknya buka tutup penutup kolam wajib dilakukan untuk menjaga suhu tetap stabil
  13. Pemberian pakan larva lele berupa kutu air selama 2hari
  14. Pakan yang ke-2 berupa cacing sutera yang masih hidup diberikan 7-10hari setelah larva menetas
  15. Setelah itu barulah benih lele diberi pakan tepung pakan udang selama 1minggu
  16. Pemberian pakan yang ke-4 sampai dengan siap jual(ukuran 5-7/6-8) dapat berupa pelet berukuran kecil disesuaikan dengan ukuran dari benih lele
  17. Pemberian pakan buatan(pelet) sebaiknya tidak berlebihan karna dapat mencemari kondisi air sehingga menjadi keruh dan dapat  meracuni benih
  18. Pengontrolan wajib dilakukan secara rutin terutama dimalam hari, untuk menjaga hewan pemangsa seperti katak, ular, serta kelelawar masuk kedalam kolam pemijahan
  19. Jika benih lele sudah berumur 2minggu, kolam pemijahan dapat diberi keong mas secukupnya untuk menjaga agar lumut tidak hidup dan memakan sisa  pelet yang berlebih
  20. Jka terdapat benih yang mati, segera ambil dan buang agar tidak menulari benih lele yang masih sehat 
  21. Lakukan penyortiran 1minggu sekali
   Mengingat akan perilaku ikan lele yang bersifat kanibal, maka pemberian cacing sutera yang masih hidup diusahakan dalam jumlah yang banyak dan merata kedalam kolam. Dan setelah larva berumur 10 hari, pemberian pakan dapat berupa tepung pelet/pakan udang. Baru setelah larva berumur 4-5 minggu dengan ukuran 4-6cm, anakan lele hasil pemijahan sudah siap untuk dijual atau dipelihara pada kolam pembesaran.
SALAM SUKSES.


2 komentar:

  1. Assalamualaikum Wr Wb....
    Boooozzzz,,,,mau tanya2 nih...Selain Sapu Ijuk,,,Alternatif apa Saja yang bisa di gunakan untuk bertelurnya indukan lele...??? kalau misalnya saya menggunakn jaring seperti gambar diatas bisa gak booozzz...???? mohon informasinya yaa...terima kasih sebelumnya....Wassalam Wr Wb..

    Ipunk - prajekan - bondowoso - jawa timur

    BalasHapus
  2. maaf booozzz,,,ada yg ketinggalan....hehehe :-)

    Misalnya Anda sudi untuk membantu saya....bisa hubungi saya di no hp :

    081 336 527 585 ( ipunk )...

    BalasHapus

Designed By Seo Blogger Templates