Rabu, 18 Mei 2011

FAKTOR GAGAL DALAM PEMIJAHAN






  Seringkali rekan-rekan pemijah mengeluh dan merasa putus asa dengan hasil pijahan yang kurang sempurna, bahkan indukan lele yang dikawinkan/dipijahkan tidak bertelur sama sekali. Dan tentunya hal ini menguji keuletan kita untuk tetap eksis sebagai pengusaha pembibitan lele yang tangguh. Mungkin kita sering mendengar istilah wares(bhs. Jawa)yang artinya seseorang yang dapat memelihara satu atau lebih jenis hewan dan hewan peliharaan tersebut dapat hidup sehat serta dapat berkembang biak banyak. Akan tetapi jika kita sungguh-sungguh serta didasari dengan pengetahuan yang cukup, sudah tentu kita juga bisa dikatakan wares sebagai pemelihara ikan lele. Pengetahuan tentang proses pemijahan dapat dipelajari dari buku, majalah, atau dapat juga kita belajar langsung dari pemijah ikan lele.
Seperti artikel yang sudah kami kupas dalam informasi sebelumnya("KENAPA TAKUT MENJADI PENGUSAHA LELE"), ikan lele adalah salah satu jenis ikan air tawar yang sangat mudah untuk dibudidayakan. Oleh karena itu saat ini sudah banyak petani lele yang memelihara ikan lele dari hasil pemijahan sendiri, bahkan sudah mampu menikmati hasil dari berjualan benih lele. Karena, dari proses pemijahan hingga pemeliharaan larva selama 1bulan, benih ikan lele sudah siap untuk diperjual-belikan. Dan tentunya tidak semua petani lele menangkap peluang bisnis ini. Faktor alam dan faktor ketelitian menjadi kunci berhasil atau tidaknya dalam proses pemijahan.
   Di INDONESIA negara yang kita cintai ini kita mengenal 2 musim yakni musim hujan dan musim kemarau. Dan kedua musim ini tentunya mempunyai kendala serta tantangan sendiri sewaktu kita melakukan pemijahan. Pada musim penghujan, cuaca akan terasa sangat dingin dan jika musim kemarau tiba, cuaca akan terasa sangat panas. Hal ini jika tidak kita antisipasi dengan baik akan berdampak buruk pada hasil pijahan benih lele. Untuk mengantisipasinya, beberapa hal yang perlu kita lakukan.
Pemijahan saat musim penghujan:
  • Pemberian sekam atau jerami pada dasar kolam sebelum pelapisan plastik atau terpal pada kolam pemijahan
  • Penaburan garam dapur(3sendok makan) secara merata diair kolam pemijahan, hal ini dilakukan jika air hujan masuk kedalam kolam dalam jumlah yang cukup banyak
  • Karena air hujan sangat kurang baik untuk larva lele, pemberian penutup pada permukaan kolam untuk mengantisipasi air hujan masuk dikolam sangat diperlukan
  • Pada pagi hari, biarkan sinar matahari masuk
  • Pengontrolan suhu sangat diperlukan agar suhu air kolam stabil yakni kisaran 27-30 derajat celsius, untuk itu buka tutup pada permukaan kolam sangat diperlukan
  • Usahan lingkungan kolam pemijahan tidak becek atau bahkan tidak ada genangan air dengan cara pembuatan parit mengelilingi kolam pemijahan
Pemijahan saat musim kemarau:
  • Pemberian pelepah pisang atau karung berpori pada dasar kolam sebelum pelapisan plastik atau terpal dikolam pemijahan
  • Karena terik sinar matahari dapat menaikkan suhu air kolam, pemberian penutup pada permukaan kolam sangat diperlukan
  • Pemberian penutup dengan plastik diberi jarak 30-100cm dengan permukaan kolam agar sirkulasi udara dapat berlangsung
  • Jika suhu air kolam dingin, maka penutup dapat dibuka sebagian
  • Dipagi hari, penutup kolam dibuka agar sinar matahari dapat masuk
  • Disiang hari yang sangat panas dasar kolam (pelepah pisang) dibasahi dengan air
  • Penambahan debit air kolam sebaiknya dilakukan pada malam hari agar suhu air kolam dengan suhu air yang akan ditambahkan sama
Selain hal-hal diatas perlu kita antisipasi, ada faktor lain yang menyebabkan kegagalan dalam proses pemijahan:
  1. Air kolam kotor dan belum siap untuk tempat pemijahan
  2. Pemilihan indukan yang kurang tepat yakni perbandingan antara induk jantan dan induk betina tidak seimbang atau indukan belum berumur 1tahun sehingga telur belum matang
  3. Indukan cacat atau tidak sehat
  4. Ukuran kolam pemijahan terlalu sempit (minimal 2mX4m)
  5. Debit air yang terlalu sedikit atau berlebihan (minimal 30cm dan maksimal 40cm)
  6. Alat-alat penunjang pemijahan tidak steril dari penyakit (kolam untuk pemijahan sebaiknya dijemur 1hari sebelum diisi air bersih, paranet/ijuk dan pemberat harus dicuci bersih sebelum dimasukkan)
  7. Cuaca yang sangat ekstrim
  8. Cuaca yang berubah secara tiba-tiba yakni datangnya hujan lebat secara tiba-tiba disaat musim kemarau, dan sinar matahari yang sangat panas saat musim penghujan
  9. Pengangkatan indukan lele yang kurang sempurna(memakan waktu yang cukup lama) dari kolam pemijahan
  10. Paranet/ijuk terlalu lama dikolam pemijahan sehingga menyebabkan jamur(telur yang menempel pada paranet/ijuk tidak semua dapat menetas)
  11. Jumlah telur yang tidak menetas(berwarna bulat putih) jumlahnya lebih banyak dibandingkan dengan telur yang menetas sehingga air kolam menjadi berbau busuk
  12. Pemberian pakan yang tidak tepat dan berlebihan
  13. Penyortiran tidak rutin dilakukan 1minggu sekali sehingga ukuran benih tidak merata
  14. Membiarkan benih lele yang sakit atau mati tetap didalam kolam (benih yang sakit segera dikarantina dan yang mati segera diambil dari kolam)
  15. Tumbuhnya lumut pada kolam
  16. Air kolam tidak rutin ditambah 1minggu sekali
  17. Kndisi kolam yang sangat teduh atau sangat panas



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Designed By Seo Blogger Templates